Agroklimat dan Media Tanam Vanili



Ketika pertama kali dibawa dan dikenalkan ke Indonesia pada tahun 1819 oleh Marchal, seorang ahli botani Belanda, tanaman vanili hanya menjadi sebuah koleksi di kebun botani Bogor atau yang sekarang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor. Dari dua tanaman yang dibawa, hanya satu yang tumbuh subur dan bisa berbunga.


Pada periode berikutnya, sekitar tahun 1864 tanaman vanili mulai serius dikembangkan di daerah Temanggung dan sebagian wilayah Jawa Tengah. Pulau Jawa kemudian menjadi wilayah yang terpesat dalam pengembangan vanili. Hingga pada tahun 1960 sampai 1970, banyak muncul sentra tanaman vanili yang memungkinkan komoditinya untuk diekspor.


Vanili yang dikembangkan di Indonesia ternyata memiliki kandungan vanillin yang tinggi. Bahkan vanili dari Indonesia disebut memiliki kualitas yang setara dengan Bourbon Vanilla yang sudah terkenal di pasar Internasional. Saat ini, vanili Indonesia tidak hanya berkembang di Jawa, sejumlah wilayah seperti Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTB, NTT dan Papua telah memiliki sentra-sentra produksi vanili.


Baca: [ Sejarah dan Perkembangan Vanili di Indonesia ]


Kenapa vanili bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia? Jawabannya, karena sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki agroklimat dan tanah/media tanam yang cocok bagi tanaman vanili.


Agroklimat yang Dibutuhkan Vanili


Tanaman vanili bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah yang memiliki iklim tropis dan subtropis dengan ketinggian 5 – 1.200 mdpl. Artinya tanaman vanili bisa ditanam di daerah dataran rendah hingga daerah dataran tinggi. Namun wilayah yang paling ideal untuk menanam vanili adalah ada pada ketinggian 350 – 700 mdpl. Wilayah dengan ketinggian 350 – 700 mdpl, memiliki rata-rata temperatur harian 22 – 25 derajat celcius. Merupakan suhu yang cocok bagi tanaman vanili karena tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.


Selain ketinggian tempat dan temperatur, budi daya vanili juga perlu memerhatikan tingkat kelembapan dan kebutuhan intensitas cahaya matahari. Tanaman vanili bisa tumbuh dengan baik di lahan atau tempat yang memiliki kelembapan antara 60 – 80 persen, dan intensitas cahaya berkisar 30 – 50 persen. Sementara curah hujan yang sesuai adalah kurang dari 2.000 mm tiap tahun dengan bulan basah selama 8-9 bulan.


Jika ditanam pada daerah dengan ketinggian kurang dari 300 mdpl, konsep budi daya vanili perlu menyesuaikan agroklimat yang dibutuhkan tanaman vanili. Kelembapan, suhu, intensitas cahaya matahari, dan sirkulasi udara perlu direkayasa. Para petani umumnya menggunakan peneduh dan tajar buatan atau menciptakan ruang tumbuh buatan dengan konsep greenhouse atau semi-greenhouse. Bagi petani yang menggunakan konsep konvensional, maka perlu menata tajar pohon hidup sebagai peneduh yang baik.


Vanili bisa ditanam di mana pun, baik skala perkebunan, pemanfaatan pekarangan rumah, bahkan menggunakan media tanam dalam pot. Vanili juga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Hal paling penting dalam budi daya vanili adalah bisa memahami kebutuhan lingkungan tumbuhnya, sehingga bisa menentukan konsep budi daya yang tepat.


Baca: [ Cara Memilih Bibit Vanili Terbaik ]


Media Tanam Vanili


Tanaman vanili membutuhkan media tanam dengan struktur yang baik dan kaya akan humus. Media tanam yang gembur dengan aerasi dan drainase yang baik, serta ketersediaan bahan organik yang mencukupi. Tanaman vanili juga membutuhkan media tanam yang kaya akan unsur Kalium (K) dan Kalsium (Ca). Sebagai tanaman yang masih satu keluarga dengan Anggrek (Orchidaceae), kebutuhan air bagi tanaman vanili cukup banyak, tetapi tidak boleh sampai jenuh karena bisa memicu pembusukan batang. Oleh karena itu, tanaman vanili membutuhkan kelembapan yang cukup.


Humus pada tanah atau media tanam bisa diperoleh dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar lingkungan. Bahan organik tersebut seperti dedaunan yang lapuk, kayu lapuk, kulit kelapa, cocopeat, kulit kakao, atau bahan-bahan organik lain yang tersedia. Selain perlu disiapkan pada fase awal penanaman, penambahan bahan organik juga perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan ketersediaannya di tanah atau media tanam. Hal ini akan sangat memengaruhi produktivitas dan usia tanaman vanili.


Bagi petani yang menanam vanili menggunakan konsep modern menggunakan tajar dan peneduh buatan, biasanya juga akan membuat atau menyiapkan media tanam dengan komposisi yang baik. Salah satu pilihan komposisi media buatan yang baik bisa menggunakan campuran tanah, kompos, arang sekam, dan cocopeat dengan perbandingan 1:1:1:1. Saat pencampuran media tanam, perlu juga ditambahkan dolomit secukupnya. Tujuannya adalah untuk menetralkan pH dan membantu menyediakan unsur Kalsium di media tanam.


Selain agroklimat dan media tanam yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman vanili, identifikasi lokasi penanaman juga penting untuk dilakukan. Salah satu momok terbesar dalam budi daya vanili adalah munculnya penyakit busuk pada batang, daun, dan buah vanili yang disebabkan oleh persebaran jamur Fusarium oxysporum. Lahan yang akan ditanami vanili sebaiknya diperiksa terlebih dahulu atau bisa dilakukan proses sterilisasi lahan. Tujuannya untuk meminimalisir perkembangan Fusarium oxysporum. 


@petanivanilla




Komentar