Budi Daya Vanili di Pekarangan Rumah Bisa Hasilkan Jutaan Rupiah




Tanaman Vanili atau di dunia dikenal dengan nama Vanilla selama ini dikenal sebagai tanaman yang menghasilkan buah dengan harga mahal. Bahkan, Vanili memiliki julukan sebagai "Emas Hijau" karena nilai ekonomi buahnya yang tinggi. Selain memiliki harga jual yang mahal, tanaman vanili juga memiliki umur yang panjang. Sehingga menanam vanili juga bisa menjadi salah satu pilihan investasi masa depan. 

Tanaman Vanili merupakan tanaman yang menghasilkan bubuk vanili beraroma harum. Bubuk vanili biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan minuman, makanan, parfum, atau produk lain yang membutuhkan perasa dan aroma vanili. Vanili memiliki aroma yang khas, karena itu banyak juga dikembangkan sebagai produk essential oil.


Budi Daya Vanili


Tanaman Vanili tumbuh merambat, sehingga membutuhkan panjatan atau tajar sebagai media tumbuhnya. Tajar atau media rambat inilah yang penting disiapkan pada fase awal persiapan tanam. Sulur tanaman vanili memiliki dua jenis akar, yakni akar tanah dan akar angin. Akar tanah berfungsi sebagai akar yang menyerap nutrisi dari tanah atau media tanam. Sementara akar angin berfungsi membantu tanaman mendapatkan air dan nutrisi dari lingkungan tumbuhnya.


Vanili cocok ditanam pada wilayah yang memiliki iklim tropis dan subtropis dengan temperatur rata-rata 22 -25 derajat celcius. Daerah ideal untuk menanam Vanili adalah daerah yang memiliki ketinggian 350 - 700 mdpl. Namun, vanili tetap bisa beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah 5 - 350 mdpl, atau di daerah 700 - 1200 mdpl.


Jika ditanam pada daerah dengan ketinggian kurang dari 300 mdpl, konsep budi daya vanili perlu menyesuaikan agroklimat yang dibutuhkan tanaman vanili. Kelembapan, suhu, intensitas cahaya matahari dan sirkulasi udara perlu direkayasa. Para petani umumnya menggunakan peneduh dan tajar buatan atau menciptakan ruang tumbuh buatan dengan konsep greenhouse atau semi-greenhouse. Bagi petani yang menggunakan konsep konvensional, maka perlu menata tajar pohon hidup sebagai peneduh yang baik.


Vanili yang ditanam pada daerah idealnya, seperti yang ditanam di beberapa daerah di Jawa Tengah, banyak menggunakan konsep kebun konvensional. Konsep kebun konvensional umumnya menggunakan tajar alami berupa pohon hidup. Para petani paling banyak menggunakan pohon gamal. Pohon hidup yang menjadi rambatan bagi tanaman vanili juga memiliki fungsi sebagai peneduh alami. Percabangan dan daun yang terbentuk dari pohon rambatan, membantu mengatur intensitas cahaya matahari.


Tanaman vanili membutuhkan media tanam dengan struktur yang baik. Media tanam yang gembur dengan aerasi dan drainase yang baik, serta ketersediaan bahan organik yang mencukupi. Sebagai tanaman yang masih satu keluarga dengan Anggrek (Orchidaceae), kebutuhan air bagi tanaman vanili tidak terlalu banyak, namun ketersediaannya harus tercukupi. Artinya tanaman vanili membutuhkan kelembapan media yang terjaga, tapi tidak jenuh dengan air. Oleh karena itu, pemilihan media tanam vanili penting memerhatikan aerasi dan drainasenya.


Jika menilik sejarah dan perkembangan vanili, sebagian besar wilayah Indonesia memiliki ketinggian dan temperatur yang cocok untuk tanaman vanili. Vanili bahkan telah berkembang ke berbagai wilayah di Indonesia seperti di pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Sumatera, Sulawesi, dan wilayah lainnya. Sebagian petani juga ada yang menanam vanili di daerah dataran rendah dan dataran tinggi.


Peluang Budi Daya Vanili


Sampai saat ini Indonesia masih menjadi salah satu pengekspor terbesar vanili untuk kebutuhan pasar dunia. Kebutuhan pasar yang terus meningkat membutuhkan pasokan yang juga besar dari petani. Hal tersebut menjadi peluang yang terus terbuka bagi petani di Indonesia, mengingat tidak banyak negara yang menjadi penghasil dan pengekspor vanili untuk dunia.


Harga buah Vanili kering berkisar antara Rp 3 juta - Rp 6 juta perkilogram. Harga vanili sering berubah mengikuti pada permintaan pasar dan ketersediaan pasokan. Sementara harga vanili basah di tingkat petani berkisar Rp 200 ribu – Rp 300 ribu perkilogramnya.


Rata-rata produksi pohon vanili yang sudah mencapai usia tanam lebih dari 4 tahun, bisa menghasilkan 2 kilogram vanili basah setiap tahunnya. Angka produksi ini bisa tercapai jika petani menggunakan konsep budi daya yang baik. Salah satu hal penting dalam perawatan tanaman vanili yang memengaruhi produktivitas tanaman adalah pada penataan sulur putar. Pohon vanili yang bisa berproduksi maksimal, sekurangnya memiliki 8-10 sulur putar.


Produktivitas tanaman vanili sangat dipengaruhi oleh konsep budi daya dan metode perawatannya. Semakin baik konsep yang dijalankan, serta semakin baik perawatan yang dilakukan, potensi produksi dari setiap tanaman vanili akan terus meningkat.


Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tanaman Vanili juga terbilang mudah dibudidayakan. Pada daerah yang memiliki lahan terbatas, vanili bisa dibudidayakan di pekarangan rumah dengan menggunakan tajar buatan dan konsep intensifikasi pekarangan rumah. Bahkan, tanaman vanili bisa dibudidayakan menggunakan media dalam pot atau planter bag.


Tanaman vanili bisa dibudidayakan di mana pun, yang paling penting adalah ketepatan dalam menentukan konsep budi daya yang dilakukan. Dengan konsep dan perawatan yang baik, budi daya vanili bisa menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan dan menjadi investasi masa depan. Berapa banyak pohon vanili yang kita tanam juga menentukan berapa banyak hasil panen yang kita dapatkan. Jika menggunakan konsep yang tepat, menanam vanili di pekarangan rumah bisa hasilkan jutaan rupiah.


@petanivanilla

Komentar